Jenis-Jenis Sensor Yang Sering Digunakan Bersama Arduino

10:43 AM Comment

 

Modul Sensor Yang Sering Digunakan Dengan Arduino


Arduino dapat digunakan dengan berbagai macam sensor untuk mengukur berbagai parameter dan kondisi di sekitar lingkungan. Berikut adalah beberapa contoh jenis sensor Arduino yang umum digunakan:

Sensor Suhu dan Kelembaban:

  • DHT11 dan DHT22: Mengukur suhu dan kelembaban udara.
  • LM35: Sensor suhu analog dengan keluaran berupa tegangan yang linier.

Sensor Cahaya:

  • LDR (Light Dependent Resistor): Mengukur intensitas cahaya.
  • Sensor Fotodioda: Mendeteksi intensitas cahaya dan dapat digunakan untuk pengukuran spektrum cahaya.

Sensor Gas:

  • MQ Seri: Mengukur konsentrasi gas seperti metana, karbon monoksida, dan lainnya.
  • MiCS-5524: Sensor multi-gas untuk mendeteksi CO2, metana, dan asap.

Sensor Jarak:

  • HC-SR04: Sensor ultrasonik untuk mengukur jarak dari obyek di depannya.
  • Infrared (IR) Distance Sensor: Mengukur jarak menggunakan sinar inframerah.

Sensor Gerak dan PIR (Passive Infrared) Motion Sensor:

  • HC-SR501: Sensor gerak yang mendeteksi perubahan suhu terkait gerakan manusia.
  • PIR Motion Sensor: Mengukur perubahan radiasi inframerah yang dihasilkan oleh benda bergerak.

Sensor Getaran:

  • SW-420: Sensor getaran yang memberikan output ketika terjadi getaran atau goncangan.

Sensor Suara:

  • Microphone Sound Sensor: Mendeteksi intensitas suara di sekitarnya.
  • SparkFun Sound Detector: Sensor yang mengukur tingkat kebisingan atau suara.

Sensor Kelembaban Tanah:

  • Sensor Kelembaban Tanah: Mengukur tingkat kelembaban tanah.

Sensor RFID:

  • Module RFID-RC522: Menggunakan teknologi RFID untuk membaca dan menulis tag RFID.

Sensor Warna:

  • TCS3200: Sensor warna yang dapat mengidentifikasi warna objek.

Sensor Sidik Jari:

  • Fingerprint Sensor: Mengenali sidik jari untuk keperluan identifikasi.

Sensor GPS:

  • GPS Module: Menentukan lokasi geografis dengan menggunakan sinyal GPS.

Itu hanya sebagian kecil dari sensor-sensor yang dapat digunakan bersama Arduino. Sensor ini dapat digunakan untuk berbagai proyek seperti pemantauan lingkungan, otomatisasi rumah, robotika, dan banyak lagi. Pemilihan sensor tergantung pada kebutuhan spesifik proyek yang sedang  dikerjakan.

Belajar elektronika dasar, mulai dari mana?

10:42 AM Comment

 

Belajar elektronika dasar, mulai dari mana?

Elektronika adalah cabang ilmu teknik yang berkaitan dengan aliran arus listrik dalam rangkaian listrik yang melibatkan komponen elektronik seperti resistor, kapasitor, induktor, transistor, dan lainnya. Berikut adalah beberapa konsep dasar elektronika untuk memulai belajar

Arus Listrik (Current):

Arus listrik adalah aliran muatan listrik melalui suatu konduktor.
Satuan arus listrik diukur dalam Ampere (A).

Tegangan (Voltage):

Tegangan adalah perbedaan potensial antara dua titik dalam suatu rangkaian.
Satuan tegangan diukur dalam Volt (V).

Hukum Ohm:

Hukum Ohm menyatakan bahwa arus listrik (I) dalam suatu rangkaian sebanding dengan tegangan (V) dan invers sebanding dengan resistansi (R). Rumusnya adalah: 
.

Resistor:

Resistor adalah komponen yang membatasi aliran arus listrik dalam suatu rangkaian.
Nilai resistansi diukur dalam Ohm (Ω).

Kapasitor:

Kapasitor menyimpan muatan listrik dan melepaskannya saat diperlukan.
Satuan kapasitansi diukur dalam Farad (F).

Induktor:

Induktor menyimpan energi dalam bentuk medan magnet ketika arus listrik mengalir melaluinya.
Satuan induktansi diukur dalam Henry (H).

Transistor:

Transistor adalah komponen semikonduktor yang digunakan untuk menguatkan atau mengontrol arus listrik.
Transistor umumnya memiliki tiga terminal: emitter, base, dan collector.

Dioda:

Dioda adalah komponen semikonduktor yang memungkinkan arus listrik mengalir hanya dalam satu arah.

Rangkaian Dasar:

  • Rangkaian seri: Komponen dihubungkan secara berurutan sehingga arus mengalir melalui setiap komponen.
  • Rangkaian paralel: Komponen dihubungkan secara paralel sehingga tegangan sama di seluruh komponen.

Sumber Daya Listrik:

Sumber daya listrik seperti baterai atau sumber daya AC menyediakan energi untuk menggerakkan komponen dalam suatu rangkaian.

Penting untuk memahami dasar-dasar ini sebelum melangkah ke konsep yang lebih kompleks dalam elektronika. Saya sarankan untuk melakukan eksperimen kecil, membangun sirkuit sederhana, dan membaca lebih lanjut tentang topik yang diminati. 

Dioda yang sering digunakan pada rangkaian elektronik

6:49 PM Comment

 

Dioda yang sering digunakan pada rangkaian elektronik

Dioda adalah suatu komponen elektronik yang memungkinkan arus listrik mengalir hanya ke satu arah (dari anoda ke katoda) dan mencegah aliran arus sebaliknya. Ada berbagai jenis dioda elektronik, dan setiap jenis memiliki karakteristik dan aplikasi yang berbeda. Berikut adalah beberapa jenis dioda yang umum:

Dioda Penyearah (Rectifier Diode):

Dioda Penyearah (Rectifier Diode):
  • Dioda Setengah Gelombang (Half-Wave Diode): Memungkinkan hanya setengah gelombang dari sinyal AC untuk melewati.
  • Dioda Gelombang Penuh (Full-Wave Diode): Memungkinkan kedua gelombang dari sinyal AC untuk melewati.

Dioda Zener:

Dioda yang sering digunakan pada rangkaian elektronik
Dirancang untuk beroperasi dalam daerah breakdown terbalik dan memiliki tegangan breakdown yang tepat. Digunakan sebagai stabilisator tegangan.

Dioda Light Emitting Diode (LED):

Dioda yang sering digunakan pada rangkaian elektronik

Menghasilkan cahaya ketika dialiri arus dalam satu arah. Digunakan dalam lampu indikator, layar elektronik, dan lampu penerangan.

Photodiode:

Dioda yang sering digunakan pada rangkaian elektronik

Merubah cahaya menjadi arus listrik. Digunakan dalam aplikasi-deteksi cahaya dan komunikasi optik.

Itu hanya beberapa contoh dioda yang sering digunakan pada rangkaian elektronik, dan masih banyak lainnya jenis jenis dioda yang mungkin juga jarang ditemukan dipasaran

Berbagai jenis kapasitor yang sering digunakan

10:56 AM Comment

 

Berbagai jenis kapasitor yang sering digunakan


Terdapat beberapa jenis kapasitor yang digunakan dalam rangkaian elektronik. Beberapa di antaranya termasuk:


Kapasitor Elektrolitik:
Kapasitor Elektrolitik: Kapasitor ini memiliki nilai kapasitansi yang tinggi dalam ukuran yang relatif kecil. Mereka cocok untuk aplikasi daya tinggi dan seringkali polar, artinya mereka harus dihubungkan dengan polaritas yang benar. Terdapat dua jenis kapasitor elektrolitik: kapasitor elektrolitik aluminium dan kapasitor elektrolitik tantalum.


Kapasitor Keramik
Kapasitor Keramik: Kapasitor keramik dibuat dengan bahan keramik dan biasanya tersedia dalam ukuran yang kecil. Mereka memiliki toleransi yang baik dan digunakan dalam berbagai aplikasi elektronik.


Kapasitor Film
Kapasitor Film: Kapasitor film terbuat dari bahan film plastik seperti polietilena, polyester, atau polipropilena. Mereka cenderung memiliki toleransi yang lebih tinggi dan stabilitas termal yang baik.


kapasitor variabel

Kapasitor Variabel: Kapasitor ini memiliki nilai kapasitansi yang bisa diubah secara manual atau dengan bantuan tegangan atau arus eksternal. Mereka sering digunakan dalam aplikasi di mana perubahan nilai kapasitansi diperlukan, seperti dalam radio atau tuner.


Kapasitor trimer

Kapasitor Trimmer: Jenis ini adalah varian dari kapasitor variabel yang dirancang untuk disesuaikan sekali dan kemudian dipasang dalam posisi tetap.


Kapasitor Supercapacitor

Kapasitor Supercapacitor (atau Ultracapacitor): Jenis kapasitor ini memiliki kapasitansi yang sangat tinggi dibandingkan dengan jenis kapasitor lainnya. Mereka mampu menyimpan energi dalam jumlah yang besar dan sering digunakan dalam aplikasi di mana pengisian dan pengosongan cepat diperlukan, seperti dalam sistem penyimpanan energi.


Kapasitor Mika

Kapasitor Mika: Kapasitor mika menggunakan mika sebagai dielektriknya dan biasanya digunakan dalam frekuensi tinggi dan aplikasi tegangan tinggi.


Pemilihan jenis kapasitor bergantung pada kebutuhan spesifik dalam suatu rangkaian, seperti toleransi, kapasitansi, keandalan, tegangan operasional, ukuran fisik, dan lingkungan operasional.

[Lengkap] Perbedaaan Transistor dengan Mosfet

10:53 AM Comment

Transistor dan MOSFET (Metal-Oxide-Semiconductor Field-Effect Transistor) merupakan 2 jenis perangkat semikonduktor yang digunakan pada sirkuit elektronik untuk mengontrol arus listrik. Berikut adalah perbedaan utama antara keduanya:

Perbedaaan Transistor dengan Mosfet

  • Struktur Fisik:

  1. Transistor Bipolar (BJT): Terdiri dari dua junction PN (PNP atau NPN) dan memiliki tiga terminal: emitter, base, dan collector.
  2. MOSFET: Terdiri dari kanal yang terisolasi oleh lapisan oksida. Ada dua tipe utama MOSFET: Enhancement-mode (yang membutuhkan tegangan pada gate untuk mengaktifkannya) dan depletion-mode (aktif dalam keadaan default dan memerlukan tegangan pada gate untuk menonaktifkannya).

  • Prinsip Kerja:

  1. Transistor Bipolar: Menggunakan arus pembawa muatan (elektron dan lubang) untuk mengendalikan aliran arus antara dua junction PN.
  2. MOSFET: Menggunakan medan listrik (yang dikontrol oleh tegangan pada gate) untuk mengontrol aliran arus antara sumber dan drain.

  • Konduktivitas Kontrol:

  1. Transistor Bipolar: Arus dasar mengendalikan arus kolektor. Itu memiliki resistansi input yang rendah tetapi konsumsi daya yang tinggi.
  2. MOSFET: Tegangan di gate mengontrol arus antara sumber dan drain. MOSFET memiliki konsumsi daya yang lebih rendah dan resistansi input yang tinggi.

  • Kecepatan dan Efisiensi:

  1. Transistor Bipolar: Lebih cepat dalam beberapa aplikasi dan cocok untuk aplikasi frekuensi tinggi.
  2. MOSFET: Lebih efisien secara daya dan cocok untuk aplikasi daya tinggi dan kecepatan rendah hingga menengah.

  • Aplikasi:

  1. Transistor Bipolar: Umum digunakan dalam penguat audio, radio frekuensi, dan aplikasi frekuensi tinggi.
  2. MOSFET: Ditemukan dalam berbagai aplikasi termasuk penguat daya, sakelar elektronik, sirkuit terpadu digital (seperti dalam mikroprosesor), dan banyak lagi.

Setiap jenis memiliki kelebihan dan kelemahan yang membuatnya lebih cocok untuk berbagai aplikasi. Kedua perangkat ini penting dalam dunia elektronika modern dan digunakan secara luas dalam berbagai macam perangkat elektronik.

sensor sentuh sederhana terhubung dengan relay

11:15 AM Comment

 pada artikel kali ini akan melanjutkan eksperimen sensor sentuh pada artikel sebelunya, namun kali ini akan ditambahakan modul relay, sehingga dapat dihubungkan ke peralatan elektronik lainnya, seperti pada kontak sepeda motor atau lainnya

yang perlu di siapkan yaitu  :

  • transistor irfz44n
  • resistor 330 ohm
  • led
  • modul relay
  • pin header
  • kabel secukupnya
  • baterai
berikut ini rangkaian komponennya

sensor sentuh sederhana terhubung dengan relay

untuk uji cobanya sentuh pin yang terhubung dengan kabel yang berwarna biru dengan kabel yang berwarna oranye secara bersamaan maka lampu akan hidup dan relay akan aktif dan jika untuk mematikan lampu beserta relaynya sentuh pin yang terhubung dengan kabel biru dengan kabel hijau secara bersamaan maka lampu dan relay akan mati

jika ada pertanyaan silahkan tulis pada kolom diskusi dibawah atau kirim pada email yang tertera
terimakasih semoga bermanfaat