[LENGKAP] JENIS-JENIS TRANSISTOR YANG SERING DIGUNAKAN

11:20 AM Comment
JENIS JENIS TRANSISTOR


 Transistor adalah salah satu komponen elektronik dasar yang digunakan untuk menguatkan atau mengalihkan sinyal elektronik. Berikut adalah beberapa jenis transistor yang umum digunakan:

  1. Bipolar Junction Transistor (BJT)

    • NPN Transistor: Tipe transistor BJT di mana arus mengalir dari kolektor ke emitor saat basis diberikan tegangan positif.
    • PNP Transistor: Tipe transistor BJT di mana arus mengalir dari emitor ke kolektor saat basis diberikan tegangan negatif.
  2. Field Effect Transistor (FET)

    • Junction FET (JFET): Memiliki dua jenis, N-channel dan P-channel. Menggunakan medan listrik untuk mengendalikan aliran arus.
    • Metal-Oxide-Semiconductor FET (MOSFET): Juga memiliki dua jenis, N-channel dan P-channel. Digunakan dalam berbagai aplikasi termasuk mikroprosesor dan memori. Terdapat dua sub-tipe:
      • Depletion Mode MOSFET
      • Enhancement Mode MOSFET
  3. Insulated Gate Bipolar Transistor (IGBT)

    • Kombinasi dari BJT dan MOSFET, digunakan dalam aplikasi daya tinggi seperti inverter, konverter, dan motor listrik.
  4. Darlington Transistor

    • Merupakan gabungan dua BJT dalam satu paket untuk memberikan penguatan arus yang sangat tinggi.
  5. Schottky Transistor

    • Menggunakan junction Schottky antara basis dan kolektor, memiliki switching time yang sangat cepat dan tegangan saturasi rendah.
  6. Unijunction Transistor (UJT)

    • Digunakan terutama dalam aplikasi pengendalian waktu, seperti osilator dan generator pulsa.
  7. Phototransistor

    • Sensitif terhadap cahaya, digunakan dalam aplikasi seperti sensor cahaya dan optokopler.

Masing-masing jenis transistor ini memiliki karakteristik dan aplikasi yang spesifik, tergantung pada kebutuhan rangkaian elektronik.

[Lengkap] Penjelasan Cara Baca Nilai Kapasitor

10:33 AM Comment

 

[Lengkap] Penjelasan Mengenai Kode Kapasitor

Kode kapasitor mencerminkan nilai kapasitansi kapasitor, biasanya dinyatakan dalam pikofarad (pF). Kode ini umumnya ditulis dengan angka dan terkadang diikuti oleh huruf yang menunjukkan toleransi atau tegangan kerja. Berikut adalah penjelasan tentang cara membaca kode kapasitor:

1. Kode Angka

Kode kapasitor biasanya terdiri dari tiga digit, di mana dua digit pertama menunjukkan angka signifikan dan digit ketiga menunjukkan faktor pengali (jumlah nol yang harus ditambahkan).

Contoh:
102:

  •          10 (angka signifikan)
  •          2 (pengali = 100)
  •          Kapasitansi: 10 × 100 = 1000 pF (atau 1 nF)

473:

  •          47 (angka signifikan)
  •          3 (pengali = 1000)
  •          Kapasitansi: 47 × 1000 = 47000 pF (atau 47 nF)

104:

  •          10 (angka signifikan)
  •          4 (pengali = 10000)
  •          Kapasitansi: 10 × 10000 = 100000 pF (atau 100 nF atau 0.1 µF)

2. Kode Huruf untuk Toleransi

Huruf yang mengikuti angka biasanya menunjukkan toleransi kapasitor. Berikut adalah beberapa huruf yang umum dan toleransinya:

  • .       F: ±1%
  • .       G: ±2%
  • .       J: ±5%
  • .       K: ±10%
  • .       M: ±20%
  •        Z: +80%, -20%

Contoh:
104K:

  •        Kapasitansi: 100000 pF (100 nF atau 0.1 µF)
  •          Toleransi: ±10%

3. Kode Tegangan

Beberapa kapasitor juga mencantumkan kode untuk tegangan kerja maksimum yang bisa ditangani oleh kapasitor tersebut. Biasanya ditulis dalam volt (V).

Contoh:
104K50V:

  •          Kapasitansi: 100000 pF (100 nF atau 0.1 µF)
  •          Toleransi: ±10%
  •          Tegangan kerja: 50 Volt

4. Kode Kapasitor Keramik (EIA-198)

Beberapa kapasitor keramik menggunakan kode EIA-198 yang merupakan sistem yang sedikit berbeda untuk mengidentifikasi kapasitansi, toleransi, dan tegangan.

5. Tabel Konversi Kapasitansi

Berikut adalah beberapa contoh konversi nilai kapasitansi yang umum:

tabel nilai kapasitansi kapasitor

Memahami kode kapasitor penting untuk memastikan bahwa Anda menggunakan komponen yang tepat dalam rangkaian elektronik Anda. Selalu pastikan untuk memeriksa datasheet atau panduan dari produsen untuk informasi yang lebih spesifik mengenai komponen tersebut.


[LENGKAP] Membuat Lampu Lalu Lintas Sederhana Dengan Arduino Uno

12:50 PM Comment
Membuat Lampu Lalu Lintas Sederhana Dengan Arduino Uno

Pada artikel kali ini akan di bahas cara membuat lampu lalu lintas dengan sedrhana menggunakan arduino uno

untuk bahan yang dibutuhkan yaitu :

  • Arduino Uno
  • LED merah, kuning, hijau
  • Resistor (untuk membatasi arus pada LED)
  • Kabel  (untuk menghubungkan komponen)
  • Kabel USB untuk menghubungkan Arduino ke komputer
Rangkaian bisa di lihat dibawah ini 

Membuat Lampu Lalu Lintas Sederhana Dengan Arduino Uno

  1. Hubungkan kaki anoda (kaki yang lebih panjang) LED merah, kuning, hijau ke resistor kemudian dari resistor hubungkan ke pin digital pada Arduino (misalnya pada gambar terletak pada Pin 9,8,7).
  2. Hubungkan kaki katoda (kaki yang lebih pendek) LED ke Pin GND Arduino
  3. Upload program dibawah ini



  void setup() {
  pinMode(9, OUTPUT); // LED Merah
  pinMode(8, OUTPUT); // LED Kuning
  pinMode(7, OUTPUT); // LED Hijau
}

void loop() {
  digitalWrite(9, HIGH); // Nyalakan LED Merah
  delay(10000);            // Tunda selama 10 detik
  digitalWrite(9, LOW);  // Matikan LED merah
  
  digitalWrite(8, HIGH); // Nyalakan LED Kuning
  delay(10000);            // Tunda selama 10 detik
  digitalWrite(8, LOW);  // Matikan LED Kuning

  digitalWrite(7, HIGH); // Nyalakan LED Hijau
  delay(10000);            // Tunda selama 10 detik
  digitalWrite(7, LOW);  // Matikan LED Hijau
}
  
led akan hidup bergantian selama 10 detik tiap led, bisa kalian ubah dengan mengubah delay pada program

[Lengkap] Jenis-Jenis LED( Ligh Emitting Diode)

8:34 AM Comment

 

Jenis-Jenis LED( Ligh Emitting Diode)

LED (Light Emitting Diodes) memiliki berbagai jenis yang digunakan untuk berbagai aplikasi. Berikut adalah beberapa jenis LED yang umum:

  1. LED Standar: Ini adalah jenis LED yang paling umum digunakan dan tersedia dalam berbagai warna seperti merah, hijau, biru, kuning, putih, dan lainnya.
  2. LED RGB: LED ini mampu menghasilkan cahaya dalam tiga warna dasar: merah, hijau, dan biru. Dengan menggabungkan intensitas dari ketiga warna ini, LED RGB dapat menciptakan spektrum warna yang lebih luas.
  3. LED High Power: LED ini memiliki daya yang lebih tinggi daripada LED standar, biasanya digunakan dalam aplikasi yang membutuhkan cahaya yang lebih terang seperti lampu sorot atau lampu jalan.
  4. LED SMD (Surface Mount Device): Ini adalah jenis LED yang dirancang untuk dipasang langsung ke permukaan PCB (Printed Circuit Board). Mereka kecil dan cocok untuk aplikasi di mana ruang terbatas.
  5. LED COB (Chip on Board): LED ini memiliki banyak chip LED kecil yang ditempatkan secara langsung di substrat untuk meningkatkan kecerahan dan efisiensi cahaya.
  6. LED UV (Ultraviolet): LED ini menghasilkan cahaya ultraviolet dan biasanya digunakan dalam aplikasi seperti penyembuhan UV, deteksi palsu, dan pengeringan.
  7. LED Inframerah: LED ini menghasilkan cahaya inframerah dan sering digunakan dalam aplikasi penginderaan dan pengawasan.
  8. LED OLED (Organic Light Emitting Diode): Berbeda dari LED konvensional, OLED menggunakan lapisan organik untuk menghasilkan cahaya. Mereka biasanya digunakan dalam layar televisi, monitor, dan perangkat tampilan lainnya.
  9. LED Emitting di Gelombang Tengah: Jenis LED ini menghasilkan cahaya di luar spektrum visual manusia, seperti infrared dekat atau ultraviolet dekat. Mereka berguna dalam aplikasi seperti komunikasi optik atau pemrosesan material.
  10. LED Flashing: Jenis ini dirancang untuk berkedip dengan kecepatan tertentu, sering digunakan dalam aplikasi peringatan atau dekoratif.
  11. LED Array: Merupakan kumpulan beberapa LED yang diatur dalam susunan tertentu, sering digunakan untuk aplikasi pencahayaan yang besar seperti layar LED atau penerangan jalan.

Setiap jenis LED memiliki karakteristik dan kegunaan yang berbeda, sehingga pemilihan jenis LED harus sesuai dengan kebutuhan aplikasi tertentu.

Rangkaian Sederhana Pengatur Kecerahan Lampu LED dengan Potensio

10:59 AM Comment
Rangkaian Sederhana Pengatur Kecerahan Lampu LED dengan Potensio


Untuk membuat rangkaian pengatur kecerahan lampu atau LED yang dibutuhkan yaitu :
  • LED
  • resistor 330 ohm
  • kabel secukupnya
  • potensio 
  • baterai
untuk menghubungkan tiap komponen bisa dilihat pada gambar diatas atau keterangan dibawah ini
  1. kaki + LED hubungkan ke kaki tengah potensio
  2. kaki - LED hubungkan ke kaki paling pinggir dari potensio dan ke tegangan GND atau - pada baterai
  3. kaki lainnya dari potensio yang belum terhubung ke komponen lainnya hubungka ke resistor 330 ohm dan kaki resistor lainnya hubungkan ke tegangan + atau VCC dari baterai 
untuk uji cobanya, putar potensio secara perlahan dan lihat perubahan kecerahan pada lampu LED

Jenis-Jenis Sensor Yang Sering Digunakan Bersama Arduino

10:43 AM Comment

 

Modul Sensor Yang Sering Digunakan Dengan Arduino


Arduino dapat digunakan dengan berbagai macam sensor untuk mengukur berbagai parameter dan kondisi di sekitar lingkungan. Berikut adalah beberapa contoh jenis sensor Arduino yang umum digunakan:

Sensor Suhu dan Kelembaban:

  • DHT11 dan DHT22: Mengukur suhu dan kelembaban udara.
  • LM35: Sensor suhu analog dengan keluaran berupa tegangan yang linier.

Sensor Cahaya:

  • LDR (Light Dependent Resistor): Mengukur intensitas cahaya.
  • Sensor Fotodioda: Mendeteksi intensitas cahaya dan dapat digunakan untuk pengukuran spektrum cahaya.

Sensor Gas:

  • MQ Seri: Mengukur konsentrasi gas seperti metana, karbon monoksida, dan lainnya.
  • MiCS-5524: Sensor multi-gas untuk mendeteksi CO2, metana, dan asap.

Sensor Jarak:

  • HC-SR04: Sensor ultrasonik untuk mengukur jarak dari obyek di depannya.
  • Infrared (IR) Distance Sensor: Mengukur jarak menggunakan sinar inframerah.

Sensor Gerak dan PIR (Passive Infrared) Motion Sensor:

  • HC-SR501: Sensor gerak yang mendeteksi perubahan suhu terkait gerakan manusia.
  • PIR Motion Sensor: Mengukur perubahan radiasi inframerah yang dihasilkan oleh benda bergerak.

Sensor Getaran:

  • SW-420: Sensor getaran yang memberikan output ketika terjadi getaran atau goncangan.

Sensor Suara:

  • Microphone Sound Sensor: Mendeteksi intensitas suara di sekitarnya.
  • SparkFun Sound Detector: Sensor yang mengukur tingkat kebisingan atau suara.

Sensor Kelembaban Tanah:

  • Sensor Kelembaban Tanah: Mengukur tingkat kelembaban tanah.

Sensor RFID:

  • Module RFID-RC522: Menggunakan teknologi RFID untuk membaca dan menulis tag RFID.

Sensor Warna:

  • TCS3200: Sensor warna yang dapat mengidentifikasi warna objek.

Sensor Sidik Jari:

  • Fingerprint Sensor: Mengenali sidik jari untuk keperluan identifikasi.

Sensor GPS:

  • GPS Module: Menentukan lokasi geografis dengan menggunakan sinyal GPS.

Itu hanya sebagian kecil dari sensor-sensor yang dapat digunakan bersama Arduino. Sensor ini dapat digunakan untuk berbagai proyek seperti pemantauan lingkungan, otomatisasi rumah, robotika, dan banyak lagi. Pemilihan sensor tergantung pada kebutuhan spesifik proyek yang sedang  dikerjakan.